Wednesday, April 20, 2011

Kader partai politik

Adalah pengetahuan umum, bahwa jika seorang pejabat, yang kader dan diusung oleh partai politik, berperilaku yang kurang berkenan dihati rakyat, seluruh kesalahan ditimpakan kepada pelaku. Timbul pertanyaan, sampai dimanakah peranan partai politik dalam menentukan seseorang untuk diangkat menjadi kader partai dan selanjutnya diusung untuk dipilih oleh rakyat / konstituen untuk jabatan bersangkutan? Apakah memang uang lebih menentukan dalam hal ini, dan partai politik lebih mengutamakan kemenangan dalam pemilihan umum untuk berkuasa dengan segala kesenangan yang berhubungan dengan kekusaan itu, tanpa peduli kepada kinerja kader terpilih itu pada jabatan yang telah diketahui sebelumnya? Berpegang dan berpedoman pada akal sehat, seharusnya pihak yang menjagokan seseorang untuk suatu peranan atau jabatan, bertanggung-jawab tentang perilaku dan kinerja pilihannya itu. Untuk mencegah berlanjutnya ketiadaan tanggung-jawab partai-partai politik tentang perilaku dan kinerja kader-kader yang dipilih dan diusung mereka, sudah waktunya ada ketentuan yang menatur tugas dan kewajiban setiap partai politik termasuk memilih dan mengusung kader-kader mereka untuk satu dan lain jabatan yang telah diketahui. Untuk itu perlu ada kriteria mengenai partai politik itu sendiri, antara lain, bahwa partai politik; 1) adalah sarana dan wadah buat mereka yang mempunyai ideologi yang sama dalam menjalankan pemerintahan; 2) harus mengetahui, memahami, dan melaksanakan ilmu dan seni memerintah, yaitu meliputi seluruh pendapat (views), kejadian (affairs), dan persoalan (questions) tentang pemerintahan dalam meningkatkan kemakmuran dan martabat bangsa dan negara: 3) bertanggung-jawab penuh tentang perilaku dan kinerja kader-kader yang mereka usung dan terpilih untuk jabatan bersangkutan: dan 4)dikelola oleh professionals yang dengan keikhlasan mau dan mampu berkorban untuk mengambil bagian dalam perjuangan meningkatkan kemakmuran dan martabat bangsa dan negara. Dengan kre\iteria ini, mudah-mudahan tidak ada lagi partai politik yang memngutamakan kekuasaan dengan segala fasilitasnya, dan mencegah timbulnya kutu-kutu loncat, yang berusaha dan mencari peluang pada partai politik yang bersedia menampung dengan pembayaran tertentu untuk memenuhi nafsu mereka.